Jumat, 14 Agustus 2009

Nama : Elfrith Nasti
Ttl : Tenggarong,16 September 2009
Suku : Toraja
Hoby : Klo BT pst haus
Sekolah:SDN 049 Tenggarong(kls 1-2)
SDN 001 Batu Kajang,Paser(3-6)
SMPN 1 Batu Kajang,Paser(1-3)
SMAN 1 Batu kajang,pajang(1-3)
Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Samarinda (Administrasi Bisnis)

Selasa, 03 Februari 2009

GUNUNG BROMO





Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.

Gambar Gunung Bromo dari NASA.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Sejarah letusan

Selama abad ke-20, gunung yang terkenal sebagai tempat wisata itu meletus sebanyak tiga kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2004.

Sejarah letusan Bromo: 2004, 2001, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955, 1950, 1948, 1040, 1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910, 1909, 1907, 1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886, 1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858, 1858, 1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822, 1823, 1820, 1815, 1804, 1775, dan 1767.


Bromo sebagai obyek wisata

Tampak Gunung Bromo (latar depan, berasap) dan Gunung Semeru (belakang, berasap).
Perjalanan melalui pintu barat dari arah pasuruan yaitu masuk dari desa Tosari untuk menuju ke pusat obyek wisata ( lautan pasir )terbilang berat karena medan yang harus ditempuh tak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 biasa ini dikarenakan jalan turunan dari penanjakan kearah lautan pasir sangatlah curam, kecuali kita menyewa jip yang disediakan oleh pengelola wisata, jadi wisatawan banyak yang berjalan kaki untuk menuju ke pusat lokasi. Namun apabila kita melalui pintu utara dari arah sebelum masuk probolinggo yaitu pada daerah Tongas, kita akan menuju desa cemoro lawang sebelum turun menuju lautan pasir maka tidaklah terlalu berat dikarenakan turunan dari lerengnya tidaklah terlalu curam sehingga sepeda motor pun dapat melaluinya. Kebanyakan para wisatawan yang ingin mudah mencapai lautan pasir melewati jalur ini. Namun bila anda ingin menyaksikan sunrise yang sering ditampilkan di foto - foto, yang banyak difoto dari puncak penanjakan maka anda lebih praktis melewati jalur pintu barat.
Namun bila anda mempunyai jiwa petualang maka anda dapat mencoba jalur perjalanan yang jarang dilalui wisatawan. Yaitu melalui kota Malang anda masuk melalui kota kecil tumpang kemudian masuk kota pronojiwo lalu akan melalui cagar alam yang sangat indah dari sini anda akan menjumpai pertigaan jalan dimana kearah selatan akan memasuki ranu pane ( kearah gunung semeru ) dan kearah utara anda memasuki lautan pasir bromo yang berada di punggung gunung bromo sebelah selatan. Pertigaan tersebut bernama Jemplang. Perjalanan diawali dengan menuruni bukit yang kemudian disambut dengan padang rumput yang lama kelamaan berganti menjadi lautan pasir. Jalan ini akan mengitari gunung bromo melewati lautan pasir selama kurang lebih 3 jam. Jalur ini sebenarnya tidak terlalu curam dan dapat dilalui sepeda motor, namun memerlukan jiwa petualang karena jalurnya yang masih jarang dilewati dan tidak ada satupun persinggahan maupun rumah penduduk. Kita akan benar- benar disuguhkan dengan perjalanan yang sangat menantang. Namun anda akan diganjar dengan rahasia Bromo yang lain, yang sangat jarang dilihat wisatawan, yaitu padang ruput sabana dan bunga yang sangat luas berada dibalik Gunung Bromo. Sungguh pemandangan yang berkebalikan pada sisi Utaranya yang gersang dan berdebu. Namun perlu diingat, sebaiknya jangan melalui jalur ini pada malam hari dan atau dalam cuaca yang berkabut. Jalur tidak akan terlihat dalam kondidi seperti ini.
Lautan pasir adalah andalan wisata dari gunung Bromo, di alam pegunungan yang sejuk, kita dapat melihat padang pasir dan rerumputan yang luas. Sedangkan yang paling ditunggu dari gunung bromo adalah sightview ketika matahari terbit dan terbenam karena memang akan kelihatan jelas sekali dan sangat indah. Walaupun perjalanan ke Bromo sangat berdebu, tapi tidak terasa, karena keindahan yang disuguhkan benar-benar luar biasa.
Berlibur menuju bromo dapat dibilang praktis bila anda menyukai tipe traveller dan melalui jalur pintu utara. Anda dapat melakukan kunjungan dalam jangka waktu 12 jam saja. tentunya bila anda memulainya dari kota Surabaya, Malang, Jember dan sekitarnya. Perjalanan dapat dimulai dari jam 12 malam sehingga anda akan sampai sekitar pukul 2 - 3 pagi. Dimana anda dapat beristirahat dahulu sebelum melihat sunrise. Penjual makanan dan minuman di areal lautan pasir biasanya sudah buka menjelang pukul 3 pagi, sehingga anda sudah bisa bersiap - siap untuk melakukan pendakian melewati anak tangga puncak bromo yang terkenal itu. nikmatilah pemandangan sampai jam 9 pagi dan anda pun dapat kembali sampai di kota keberangkatan anda sekitar 12 siang. Sebagai catatan, apabila anda melakukan perjalanan diareal lautan pasir ditengah kegelapan malam, sebagai patokan menuju areal parkir sekitar Pura anda dapat melihat patok dari beton yang sengaja diberikan sebagai penunjuk menuju areal pura. Dan apabila anda tersesat jangan panik dan meneruskan perjalanan ( apalagi ditengah kabut tebal ), tunggulah karena biasanya mulai jam 2 - 3 pagi beberapa penunggang kuda sewaan melintas diarea lautan pasir.

Bromo sebagai gunung suci

Bagi penduduk Bromo, suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

GUNUNG BATU


Mengenal Gunung Batu
Gunung Batu terletak sekitar satu kilometer di selatan Kota Lembang. Bila kita cermati, gunung yang lebih tepat dikatakan bukit ini berada pada satu punggungan memanjang berarah timur barat, yang bermula di lereng Gunung Palasari dan berujung di sekitar Cisarua, Cimahi. Orang-orang di Bandung Utara menyebut punggungan memanjang itu dengan nama Gunung Malang, sedangkan para ahli ilmu kebumian menamakannya Patahan Lembang. Patahan inilah yang senantiasa membuat warga Bandung waspada karena potensi gempa bumi yang dimilikinya.Gunung Batu (1.336 m dpl.) adalah tempat paling populer di sepanjang Patahan Lembang. Di puncaknya, terpasang sebuah seismograf yang berfungsi mencatat getaran-getaran gempabumi. Jika kita menjadi peserta Wisata Bandung Purba, para pemandu akan membawa kita ke sana, lalu menjelaskan bahwa "letusan dahsyat Gunung Sunda menyebabkan kekosongan pada kantung-kantung magma di sekitar Lembang, beban berat tak bisa lagi ditahan, maka terjadilah ambrukan/pematahan lapisan batuan sepanjang 22 kilometer, dan tebing batu yang tegak memanjang itu adalah cirinya yang kasat mata."Tempat itu memang cocok untuk menjelaskan sejarah geologi Cekungan Bandung, karena kita bisa melepas pandang dengan bebas ke segala arah: ke pegunungan Bandung Utara, pegunungan Bandung Selatan, bagian timur Patahan Lembang dan hamparan gedung-gedung Kota Bandung. Onggokan batuan yang kabarnya terbentuk dari leleran lava berumur ± 508.000 tahun itu pun lumayan akrab dengan muda-mudi Bandung, khususnya Bandung Utara. Tempat ini biasanya ramai pada malam minggu atau hari-hari libur sekolah. Dinding tegaknya yang juga sering disebut Tebing Cikidang, cukup menarik sebagai tempat berlatih para pemanjat tebing terjal.Ada jalan setapak yang akan membawa Anda merangkak ke puncak. Di sana Anda bisa memilih angle-angle terbaik untuk memperoleh gambar yang menarik, baik gambar Anda atau gambar alam. Angin biasanya bertiup agak kencang membawa kesejukan dan kedamaian. Jika menginginkan kesan yang lebih menggigit, nikmatilah suasana malam di Gunung Batu dengan mendirikan tenda di puncaknya. Saat malam tiba, suasana menjadi semarak dengan kerlap-kerlip lampu Kota Bandung, Lembang dan permukiman sekitarnya. Anda mungkin tertarik untuk bermain tebak-tebakan: menerka rumah atau tempat-tempat yang Anda kenal dalam hamparan cahaya kota yang mengagumkan.

PEGUNUNGAN KINTAMANI


Di daerah pegunungan sekitar Kintamani, terdapat Gunung Batur dengan danau kawah yang dalam dan mata air panas yang bergolak. Udara pegunungan yang sejuk disertai pemandangan ke seluruh arah, sama indahnya dengan keberadaan beberapa candi penting, yang telah membuat Kintamani menjadi salah satu tempat yang tidak terlupakan dalam agenda wisatawan Bali.
Gunung Batur sebenarnya hanya merupakan salah satu gunung berapi kecil, namun letaknya berada di tengah-tengah kawah besar berdiameter 14 Km. Selain itu, Gunung Batur bersebelahan dengan Danau Batur yang berbentuk sabit yang dikelilingi tembok tinggi pinggiran kawah. Ukuran kecuraman kawah akan membuat Anda membayangkan letusan dahsyat dari Gunung Batur yang terjadi sepuluh ribu tahun yang lalu. Gunung ini masih aktif sampai sekarang seperti penduduk Bali yang masih mengingat letusan yang terjadi pada tahun 1917 tersebut dimana erupsi tersebut telah mengambil ribuan nyawa dan menghancurkan ratusan candi. Erupsi lainnya sering terjadi setelah kejadian tersebut, sehingga memaksa masyarakat lokal untuk diungsikan, bersama dengan beberapa candi meliputi salah satu candi utama Bali, Pura Ulun Danu. Candi Pura Ulun Danu yang semula berada di dalam kawah yang besar, kemudian dipindahkan ke puncak bukit. Sekarang, Candi Pura Ulun Danu menawarkan sebuah pemandangan Gunung Batur yang menawanAnda dapat mencapai lokasi Gunung Batur dengan menggunakan taksi atau menyewa mobil.
Anda juga dapat bergabung dengan sebuah tour untuk mengunjungi Gunung Batur dan Danau Batur. Wisatawan dapat berganti bis antara Bali Selatan dan Lovina, kemudian berhenti di Kintamani.
Tempat MenginapTerdapat beberapa tempat penginapan mulai dari hotel berbintang sampai dengan jenis home stay di Kintamani. Anda dapat memilih salah satunya untuk menginap sesuai dengan budget Anda.
Tempat BersantapDi Penelokan (tempat melihat-lihat), terdapat beberapa restoran, dimana Anda dapat beristirahat dan mendapatkan menyantap makanan yang sesuai dengan selera Anda.
BerkelilingUntuk mengelilingi wilayah Batur, Anda hanya perlu berjalan kaki atau dapat juga menyewa sepeda.
Buah Tangan
Di sebelah utara, terdpaadt sebuah pasar, yang akan penuh selama tiga hari yaitu pada Hari Paseh (kalender penduduk Bali). Tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi untuk melihat beragam produk mulai dari hasil perkebunan seperti: jeruk, jagung, sayuran, buah-buahan; dan bunga; ikan kering; alat-alat; peternakan; panci-panci dan keranjang; ditambah dengan sebuah pasar sandang yang besar. Anda juga dapat melihat-lihat pemuda yang mengemong anjing-anjing Kintamani yang besar dan berbulu lembut yang dihargai tinggi di seluruh Bali dan ada yang juga yang diperjualbelikan
Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Pura Ulun Danu Batur, letaknya dekat dengan Desa Batur. Ini adalah candi terpenting setelah Besakih yang memiliki lebih dari 90 kuil. Sangat baik dikunjungi setiap waktu sepanjang tahun, khususnya selama Festival Odalan, yang biasa terjadi pada Bulan Maret namun tergantung pada bulan purnama, dimana didedikasikan pada dewa danau kawah, yang dikatakan dapat mengontrol sistem irigasi seluruh pulau.
Desa Trunyan, tradisi kamar mayat. Mulai dari Toya Bungkah, banyak perahu akan menyeberangi
Photo:www.blog.baliwww.comdanau menuju ke sebuah desa Bali Aga, yang dikenal dengan nama Trunyan. Tempat ini terkenal dengan tradisi kamar mayatnya. Berbeda dengan pengkremasian mayat yang biasa dilakukan penduduk Bali di seluruh pulau, masyarakat Trunyan meninggalkan tubuh mayat di bawah pohon Trunyan agar membusuk secara alami di sebuah kuburan khusus. Meskipun begitu, mayat-mayat ini tidak meninggalkan bau menyengat.
Trekking sekitar Gunung Batur, Trek yang paling populer adalah mulai dari Toya Bungkah sampai ke puncak Gunung Batur untuk melihat matahari terbit. Anda dapat melakukan trekking ini dengan cara meminta pada sebuah kelompok guide lokal atau pelayanan wisatawan yang terdapat disana.
Tips
Terdapat pemandangan brilian dari Penelokan, jika udara sedang cerah. Namun, siapkan juga untuk kondisi cuaca yang basah, dingin, dan berawan, serta penjual-penjual cinderamata yang agresif.
Ingatlah untuk membawa sebuah kamera dimana pemandangan yang indah dapat Anda syukuri dan abadikan.
Banyak pedagang kaki lima yang menjual beberapa cinderamata. Jika Anda tidak ingin membeli apapun dari mereka, jangan membuat kontak dengan mereka kecuali Anda ingin diikuti sampai Anda menyerah dan membeli dari mereka.
Lebih baik mengunjungi Gunung dan Danau Batur pada musim kering, hal ini akan membuat aktivitas pinggir danau tersedia dan dapat dinikmati. Sedangkan pada musim hujan, pemandangan yang akan Anda dapatkan akan berkabut dan basah.

Selasa, 27 Januari 2009

Gunung Semeru


Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.
Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT.
Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.

Perjalanan
Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki gunung semeru dapat ditempuh lewat kota Malang atau Lumajang. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp.20.000,- hingga Pos Ranu Pani.
Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat ijin, dengan perincian, biaya surat ijin Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,-
Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,-/tenda dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,-/buah. Di pos ini pun kita dapat mencari porter (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau Ranu Pani (1 ha) dan danau Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.
Setelah sampai di gapura "selamat datang", perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.
Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.

Ranu Kumbolo
Di Ranu Kumbolo dapat mendirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Selanjutnya memasuki hutan Cemara dimana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.
Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.

Gas beracun

Puncak Mahameru
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad Celsius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajad Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik.

Iklim
Secara umum iklim di wilayah gunung Semeru termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan 927 mm - 5.498 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan November - April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius.
Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.

Taman nasional
Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Darungan.
Flora yang berada di Wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, akasia, pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh Kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong dan Edelwiss putih, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju Puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di sekitar Semeru Selatan.
Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain : Macan Kumbang, Budeng, Luwak, Kijang, Kancil, dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat Belibis yang masih hidup liar.
Pendaki pertama
Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.

Legenda gunung Semeru
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuna Tantu Pagelaran yang berasal dari abad ke-15, Pulau Jawa pada suatu saat mengambang di lautan luas, dipermainkan ombak kesana-kemari. Para Dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa.
Menurut orang Bali Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali. Betapapun upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk mendapat Tirta suci.

Aktivitas
12 Juni 2006, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak Surabaya, mencatat gempa vulkanik dengan kekuatan 1,8 Skala Richter (SR) akibat aktivitas Gunung Semeru (3.676 mdpl

Gunung Es


Gunung es (Bahasa Inggris: iceberg) adalah suatu bongkahan besar es air tawar yang telah terpecah dari gletser atau ice shelf dan mengambang di perairan terbuka. Karena densitas es (920 kg/m3) lebih rendah dari air laut (1025 kg/m3), umumnya, sekitar 90% volume gunung es berada di bawah permukaan laut, dan bentuk bagian tersebut sulit diperkirakan hanya berdasarkan apa yang tampak di permukaan. Hal ini memunculkan suatu istilah puncak gunung es (tip of the iceberg) yang biasanya diterapkan pada suatu masalah atau kesulitan untuk menggambarkan bahwa masalah yang tampak hanyalah sebagian kecil dari problem yang lebih besar.

Olympus Mons


Olympus Mons (Latin, "Mount Olympus") adalah gunung berapi terbesar yang pernah diketahui di tata surya. Gunung ini terletak di planet Mars. Sebelum satelit luar angkasa mengidentifikasikannya sebagai gunung, Olympus Mons disebut sebagai fitur albedo, Nix Olympica ("Salju Olympus") oleh astronom; sejak akhir abad ke-19, diduga bahwa objek ini bergunung

Pegunungan Rocky Mountain




Rocky Mountains, atau sering disebut Rockies, merupakan rangkaian pegunungan yang memanjang di sebelah barat Amerika Utara. Panjangnya lebih dari 3 ribu mil (4.800 kilometer) membentang dari British Columbia, di Canada, sampai New Mexico, di Amerika Serikat. Puncak tertingginya adalah Gunung Elbert, di Colorado, kurang lebih 4.401 meter) diatas permukaan laut (dpl). Gunung Robson, berada pada ketingian 3.954 meter adalh puncak tertinggi di Canadian Rockies. Sistem Pegunungan Rocky Mountain termasuk kedalam United States physiographic region.Jadi bagi pendaki ini adalah pegunungan yang paling ingin di naikin dan membentangkan bendera tanda kemenengan bagi para pendaki.

Air Terjun Singang Gila,Permata lain dari Wisata Pegunungan Rinjani


Salah satu objek wisata alam di Pulau Lombok yang mulai naik ke permukaan yakni Air Terjun Singang Gila yang terletak di wilayah Lombok Barat. Air Terjun Singang Gila masuk dalam kawasan Pegunungan Rinjani yang sudah terkenal sebelumnya dengan Danau Segara Anak yang berada dipuncak gunung dengan ketinggian 3.726 meter, lokasinya berjarak sekitar 80 kilometer dari Kota Mataram.
Untuk mencapai kawasan wisata ini, bisa ditempuh dengan perjalanan lumayan panjang sekitar dua hingga tiga jam dari Kota Mataram melewati jalur kawasan objek wisata Pantai Senggigi.
Pengunjung yang datang ke Singang Gila tidak hanya masyarakat lokal NTB, tetapi ada juga sejumlah wisatawan mancanegara yang selalu terlihat antusias menikmati panorama sambil berfoto.
Untuk menuju lokasi air terjun tersebut, pengunjung terlebih dulu harus menuruni sekitar 300 anak tangga setelah membayar tiket di pintu masuk. Banyak pengunjung mengaku gemetaran kakinya begitu sampai dibawah setelah menuruni ratusan anak tangga. Namun segera berangsur-angsur hilang begitu melihat keindahan air terjun tersebut ditambah dengan bermain air yang begitu bersih, jernih dan dingin.
Sebagian besar pengunjung terutama biasanya langsung mandi di kucuran air terjun yang berasal dari ketinggian ratusan meter. Sedangkan para wisatawan mancanegara biasanya hanya ikut menyaksikan sambil asik berfoto-foto di dekat air terjun yang berhawa sejuk dengan kolam air berbatu-batu yang tidak terlampau luas dan dalam.
Banyak pengunjung yang sengaja menahan jatuhan air yang tidak terlampau deras itu ke bagian punggungnya yang dipercayai sebagai salah satu terapi pijat air guna relaksasi saraf bagian belakang badan. Biasanya cukup dengan menundukkan bagian belakang badan persis dijatuhan air yang tidak terlalu besar, reaksi pijatannya akan segera terasa dan setelah itu badan jadi segar.
Di kawasan objek wisata Singang Gila ini memang tidak terlalu banyak fasilitas yang membuat pengunjung nyaman, kecuali hanya ada satu toilet dan tempat ganti pakaian serta sedikit berugak atau rumah panggung kecil untuk berteduh. Setelah puas menikmati pemandangan dan mandi air terjun, barulah para pengunjung menghadapi ujian yang sebenarnya yakni harus menaiki ratusan anak tangga. Hal ini lumayan berat terutama bagi orangtua dan memiliki badan gemuk. Diperlukan semangat tinggi dan harus beristirahat beberapa kali untuk bisa sampai diatas atau pintu masuk utama kawasan air terjun Singang Gila.
Sejumlah pengunjung berharap pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan fasilitas lokasi objek wisata itu, terutama banyak pegangan terbuat dari besi yang berfungsi sebagai pengaman dan pembantu orang menuruni atau menaiki ratusan anak tangga yang sudah patah, padahal banyak posisi anak tangga tersebut terletak agak dekat dengan bibir jurang sehingga bisa menimbulkan kesan mengerikan dan mengkhawatirkan terutama bila seseorang kehilangan keseimbangan.
Kendati begitu, setibanya diatas dan istirahat sejenak di lokasi parkir kendaraan, akhirnya kekhawatiran dan keletihan terasa hilang dan langsung meninggalkan lokasi menuju Kota Mataram melintasi jalur lain menembus kawasan Pegunungan Rinjani dengan pemandangan yang menakjubkan. (Sumber: www.kapanlagi.com)

Selasa, 20 Januari 2009